Kulit Bergelombang? Ini Perbedaan Lipedema dan Selulit

Erlita Irmania
0

Perbedaan Lipedema dan Selulit: Apa yang Harus Anda Ketahui

Secara sekilas, lipedema dan selulit sering kali dianggap sama. Keduanya memiliki penampakan kulit yang tidak rata dan bergelombang, yang bisa membuat seseorang merasa kurang percaya diri. Namun, meskipun tampak mirip, keduanya sangat berbeda dalam hal penyebab, gejala, dan cara pengobatannya.

Selulit merupakan masalah kosmetik yang umum terjadi. Penampilan lekukan kecil pada kulit—biasanya di paha, bokong, atau perut—tidak terkait dengan masalah kesehatan serius. Selulit dapat dialami oleh siapa saja, terutama perempuan, dan tidak menimbulkan rasa sakit atau gangguan fisik.

Berbeda dengan selulit, lipedema bukan hanya masalah penampilan. Ini adalah kondisi medis yang berkembang secara perlahan. Orang dengan lipedema mengalami penumpukan lemak yang tidak normal, biasanya di area pinggul, paha, hingga betis. Seiring waktu, lipedema bisa menyebabkan nyeri, rasa berat pada kaki, memengaruhi cara berjalan, dan mengurangi mobilitas. Banyak orang dengan lipedema juga merasa sakit hanya dengan sentuhan ringan di area yang terkena.

Untuk menghindari kesalahan pemahaman, penting untuk memahami lebih dalam bagaimana membedakan kedua kondisi ini, termasuk tanda-tandanya, penyebabnya, dan cara menanganinya. Berikut penjelasan lengkapnya:

1. Pengertian Selulit dan Lipedema

Selulit

Selulit adalah kondisi kosmetik yang ditandai dengan tekstur kulit yang berlesung pipit atau berbenjol-benjol. Kulit jeruk adalah gambaran umum dari selulit. Selulit bukanlah kondisi medis, melainkan variasi normal dalam penyimpanan lemak di bawah kulit. Kondisi ini sangat umum terjadi, memengaruhi sekitar 80–90 persen perempuan pascapubertas. Laki-laki lebih jarang terdampak, dengan tingkat prevalensi kurang dari 10 persen.

Lipedema

Lipedema adalah kondisi kronis yang ditandai dengan penumpukan lemak simetris, terutama di ekstremitas bawah. Kondisi ini diperkirakan memengaruhi satu dari 72.000 orang dan 11 persen perempuan. Namun, kondisi ini sering tidak diperhatikan karena bisa salah didiagnosis sebagai obesitas atau limfedema (penumpukan cairan limfa). Lipedema diklasifikasikan menjadi beberapa jenis berdasarkan bagian tubuh yang terkena. Beberapa jenis dapat menyerang satu orang dalam satu waktu. Misalnya, tipe II dan IV atau III dan IV merupakan kombinasi yang umum.

  • Tipe 1: Distribusi lemak dari pusar ke pinggul.
  • Tipe 2: Distribusi lemak dari panggul ke lutut.
  • Tipe 3: Distribusi lemak dari panggul ke pergelangan kaki.
  • Tipe 4: Distribusi lemak dari bahu ke pergelangan tangan.
  • Tipe 5: Distribusi lemak dari bawah lutut ke pergelangan kaki.

2. Perbedaan Penyebab Lipedema dan Selulit

Selulit

Selulit sangat umum terjadi dan dapat memengaruhi siapa saja dengan ukuran dan bentuk tubuh apa pun. Selain itu, selulit dapat terlihat sangat berbeda dari orang ke orang. Misalnya, seseorang mungkin memperlihatkan benjolan dan lesung pipit yang sangat samar dan hampir tidak terlihat, sementara orang lain mungkin memiliki timbunan lemak yang dalam dan menonjol. Ada beberapa kemungkinan penyebab selulit, termasuk: - Pola makan. - Genetik. - Kehamilan. - Gaya hidup sedenter. - Hormon. - Kenaikan berat badan.

Selulit tidak menyebabkan kondisi kesehatan yang merugikan, dan sebagian besar dokter menganggap selulit sebagai kondisi alami bagi sebagian besar orang.

Lipedema

Penyebab pasti lipedema belum sepenuhnya dipahami, tetapi diyakini terjadi akibat kombinasi faktor genetik, hormonal, dan vaskular. Predisposisi genetik memainkan peran penting, karena lipedema sering terjadi dalam keluarga. Riwayat keluarga yang positif telah dicatat dalam 60–80 persen kasus. Studi menunjukkan bahwa lipedema dapat diwariskan dengan cara yang hanya memerlukan satu salinan gen bermutasi tertentu, tetapi tidak semua yang mewarisi gen tersebut dijamin akan mengalami lipedema.

Faktor hormonal juga terlibat dalam timbulnya dan perkembangan lipedema karena kondisi ini terutama memengaruhi perempuan dan biasanya bermanifestasi atau memburuk selama periode perubahan hormonal, seperti pubertas, kehamilan, atau menopause.

Faktor vaskular juga dapat berkontribusi terhadap perkembangan lipedema. Ada bukti mikroangiopati (penyakit pembuluh darah kecil) pada individu yang terkena, yang menyebabkan peningkatan permeabilitas pembuluh darah dan penumpukan lemak berikutnya di jaringan. Disfungsi vaskular ini dapat mengakibatkan nyeri, nyeri tekan, dan mudah memar yang umum dialami oleh pasien lipedema.

Faktor risiko lipedema yang teridentifikasi meliputi: - Jenis kelamin perempuan. - Riwayat lipedema dalam keluarga. - Indeks massa tubuh (IMT) lebih dari 35.

3. Perbedaan Gejala Lipedema dan Selulit

Selulit

Tanda utama selulit adalah kulit yang tampak seperti berlesung pipit. Ini paling sering muncul di paha dan bokong, tetapi juga terbentuk di payudara, perut, dan lengan atas. Selulit dapat diklasifikasikan berdasarkan tingkat keparahannya: - Tingkat 0: Tidak ada selulit yang terlihat. - Tingkat 1 (ringan): Kulit tampak halus saat berdiri atau berbaring, tetapi lesung pipit atau benjolan-benjolan kecil terlihat saat kulit dicubit atau otot berkontraksi. - Tingkat 2 (sedang): Lesung pipit atau benjolan-benjolan kecil saat berdiri namun tidak saat berbaring; tekstur kulit menunjukkan ketidakteraturan yang lebih jelas tanpa mencubit kulit. - Tingkat 3 (parah): Lesung pipit atau benjolan-benjolan kecil terlihat saat berdiri dan berbaring; kulit memiliki cekungan dan nodul yang dalam, dan tekstur yang tidak rata terlihat jelas tanpa mencubit kulit atau mengencangkan otot.

Lipedema

Gejala lipedema meliputi: - Penumpukan lemak simetris pada ekstremitas bawah dan/atau atas yang tidak mengenai tangan dan kaki. - Nodul jaringan lemak yang keras di bawah kulit yang terasa seperti beras, polong, atau kacang. - Nyeri yang bervariasi dalam tingkat keparahan dan frekuensinya. - Sensasi berat atau tekanan pada anggota tubuh yang terkena. - Mudah memar. - Kelelahan. - Ketidakmampuan untuk menurunkan berat badan melalui olahraga dan diet.

Lipedema berkembang melalui empat tahap, masing-masing mencerminkan peningkatan keparahan: - Tahap 1: Kulit halus dengan peningkatan jaringan lemak subkutan yang membesar. - Tahap 2: Kulit tidak rata yang ditandai dengan lekukan dan tekstur yang tidak teratur. - Tahap 3: Tonjolan lemak yang besar dan deformasi yang signifikan pada anggota tubuh yang terkena. - Tahap 4 (lipolimfedema): Lipedema yang berhubungan dengan limfedema.

4. Diagnosis Selulit dan Lipedema

Selulit

Selulit biasanya mudah didiagnosis dengan pemeriksaan kulit berdasarkan penampilannya yang khas.

Lipedema

Kriteria diagnostik klinis lipedema meliputi: - Riwayat lipedema dalam keluarga. - Penumpukan jaringan lemak bilateral, simetris, dan tidak proporsional pada anggota tubuh yang tidak mengenai tangan dan kaki. - Rasa berat dan tegang pada anggota tubuh yang terkena. - Nyeri saat ditekan dan disentuh. - Tidak ada pengurangan volume dan/atau nyeri saat mengangkat anggota tubuh. - Kecenderungan memar. - Lingkar anggota tubuh stabil dengan pengurangan berat badan atau pembatasan kalori. - Gejala memburuk sepanjang hari. - Edema minimal.

Dokter dianjurkan untuk melakukan tes tanda Stemmer, yang mana pemeriksa mencubit dan mencoba mengangkat lipatan kulit, biasanya pada jari kaki atau jari kedua. Jika dapat mencubit, tanda Stemmer negatif. Jika tidak dapat mencubit, tanda Stemmer positif, yang menunjukkan limfedema.

Pencitraan tidak diperlukan untuk diagnosis, tetapi kulit dan jaringan subkutan dapat dipelajari dengan USG, CT, atau MRI.

Limfoskintigrafi adalah teknik pencitraan yang digunakan untuk menilai fungsi limfatik dan mendeteksi kelainan terkait. Selama prosedur, pelacak radioaktif disuntikkan ke dalam jaringan, yang memungkinkan dokter untuk melacak pergerakannya melalui sistem limfatik menggunakan peralatan pencitraan khusus. Ini membantu mengidentifikasi pola drainase limfatik yang terganggu, yang umum terjadi pada tahap lipedema lanjut.

Lipedema dan selulitis sama-sama memerlukan diagnosis klinis, yang berarti tes darah atau pencitraan tidak dapat memastikan keberadaannya. Keduanya harus didiagnosis dengan riwayat pasien dan pemeriksaan fisik yang komprehensif.

5. Penanganan Lipedema dan Selulit

Selulit

Meskipun selulit tidak berbahaya, banyak orang merasa khawatir dengan penampilan kulit mereka dan mencari pengobatan untuk mengatasinya. Pengobatan selulit tidak sesederhana menurunkan berat badan. Faktanya, selulit tidak selalu disebabkan oleh peningkatan lemak tubuh. Sebaliknya, kondisi itu disebabkan oleh cara lemak didistribusikan di kulit dan diikat oleh kolagen. Makin banyak lemak di suatu area tubuh, makin menonjol lemak tersebut, tetapi orang yang lebih kurus pun dapat memiliki selulit.

Pilihan pengobatan untuk selulit dapat meliputi: - Pengobatan topikal: Krim dan losion berpotensi membantu mengurangi tampilan selulit. Kafein dan retinol adalah dua bahan yang terbukti bermanfaat untuk mengurangi selulit. Kafein membantu mengencangkan kulit, sementara retinol membantu menebalkannya. - Pengobatan medis: Prosedur medis untuk selulit umumnya melibatkan penargetan sel lemak atau jaringan ikat untuk mengurangi tampilan selulit. Terapi gelombang akustik, pelepasan jaringan presisi dengan bantuan vakum, dan prosedur laser serta subsisi semuanya telah terbukti menjadi perawatan medis yang paling efektif untuk selulit. - Perubahan gaya hidup: Perubahan gaya hidup, seperti mengonsumsi makanan yang seimbang dan rutin berolahraga dapat membantu mengurangi munculnya selulit. Namun, tubuh setiap orang berbeda, dan tidak ada diet khusus atau program penurunan berat badan yang secara khusus dapat "menargetkan" selulit.

Lipedema

Walaupun tidak ada obat untuk lipedema, pengobatan dapat membantu mengurangi gejala dan menghentikan perkembangan penyakit. Pilihannya: - Menjaga berat badan: Mengonsumsi makanan yang seimbang dan rutin berolahraga dapat membantu mencegah penumpukan lemak lebih lanjut. Namun, berkonsultasilah dulu dengan dokter sebelum memulai latihan atau rencana diet baru. - Rutinitas perawatan kulit: Menjaga rutinitas perawatan kulit yang baik dapat membantu menjaga kulit yang terkena tetap lembap, yang dapat mencegah kulit kering dan nyeri berkembang dan menyebabkan komplikasi lebih lanjut. - Terapi kompresi: Kaus kaki kompresi, stoking, atau perban lain yang diaplikasikan pada kulit yang terkena dapat membantu mengurangi pembengkakan, nyeri, dan ketidaknyamanan. Terapi kompresi juga dapat dikhususkan untuk membantu gejala spesifik pasien. - Sedot lemak: Dalam beberapa kasus, sedot lemak dapat membantu menghilangkan penumpukan lemak berlebih dan memperbaiki gejala serta kualitas hidup secara keseluruhan. Namun, ini adalah prosedur pembedahan, jadi pertimbangkan dulu risiko dan manfaatnya dengan dokter. - Pembedahan: Dalam beberapa kasus yang parah, pengurangan massa lewat pembedahan mungkin diperlukan.

Lipedema dan selulit adalah dua kondisi kesehatan yang berbeda, tetapi sama-sama dapat menyebabkan perubahan jelas pada tampilan kulit. Selulit hanya menyebabkan perubahan kosmetik pada kulit dan biasanya tidak memerlukan perawatan, sedangkan lipedema adalah kondisi medis yang perlu diobati untuk menghindari gejala dan komplikasi jangka panjang.

Posting Komentar

0 Komentar

Posting Komentar (0)
3/related/default