Fakta Terbaru Kasus Pembunuhan Alvaro

Erlita Irmania
0

Fakta Terbaru tentang Pembunuhan Alvaro Kiano Nugroho

Pembunuhan Alvaro Kiano Nugroho (6) yang dilakukan oleh ayah tirinya, Alex Iskandar, menimbulkan banyak pertanyaan dan kejutan. Dari berbagai sumber, terungkap beberapa fakta penting mengenai kasus ini.

Kehidupan Rumah Tangga yang Penuh Ketegangan

Ibu Alvaro, Arum Indah, mengungkapkan bahwa suaminya yang kedua, Alex, memiliki sifat temperamental. Ia mengaku sering menjadi korban kekerasan dari Alex, tetapi tidak pernah menceritakan hal tersebut kepada orangtuanya yang merawat Alvaro.

“Dulu iya (kekerasan). Cuma karena dipikir, dulu kan enggak pernah mau bilang sama orangtua karena kan itu masalah rumah tangga sendiri ya kan,” ujar Arum saat ditemui di rumahnya di wilayah Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Selasa (25/11/2025).

Alex diketahui keras kepala dan sulit menerima pendapat orang lain. Hal ini sering memicu konflik dalam hubungan mereka.

“Pokoknya orang itu enggak bisa diajak debat, enggak bisa diajak tukar pikiran, harus ikutin pikiran dia, sedangkan dia maaf ya, sudah berumur, saya terima dia apa adanya,” tutur Arum.

Akhirnya, Arum memutuskan untuk berpisah dengan Alex meski pernikahan mereka masih seumur jagung. Mereka menikah pada Desember 2023 dan berpisah pada April 2024.

Ancaman Penculikan yang Tidak Disangka

Setelah berpisah, Arum kembali bekerja di luar negeri untuk menafkahi keluarga dan tidak ingin berurusan lagi dengan Alex. Namun, Alex tetap memaksa agar ia kembali dengan alasan membutuhkan kehadirannya.

“Sudah pisah lama, tapi dia mau, ‘Ayo dong balikan, beb, saya enggak tahu mau hidup sama siapa lagi kalau enggak sama kamu,’ gitu. Ya, enggak bisa gitu kan,” ujar dia.

Sekitar dua hingga tiga bulan setelah memutuskan hubungan, Alex mengancam akan menculik Alvaro.

“Emang dia pernah melontarkan, ‘Kalau lu enggak mau balik lagi sama gue, gue bakal culik anak itu,’” kata Arum.

Awalnya Arum menganggap ancaman itu hanya gertakan. Alex bahkan mengirim foto Alvaro yang sedang bermain dengannya sehingga ia yakin penculikan tidak mungkin dilakukan.

“Kirain cuma bercanda (soal penculikan), enggak akan terjadi, soalnya (Alex bilang), ‘Nih anak lu lagi sama gue,’ ternyata dia lagi jajan, main. Ya aku pikir, 'oh, enggak mungkin lah ya kan, dia culik kayak gitu,” sambung dia.

Kata Arum, ancaman itu pun hanya sekali dilontarkan Alex dan tidak pernah terjadi lagi.

Pura-pura Bantu Mencari Alvaro

Pada hari hilangnya Alvaro, Arum yang masih berada di luar negeri meminta Alex membantu orangtuanya untuk mencari Alvaro. Alex menyanggupi dan langsung ke rumah Arum di Bintaro, Pesanggrahan, Jakarta Selatan.

“Itu di tanggal 6 Maret (Alvaro hilang), kan bingung mau hubungin siapa, orang rumah udah pada nyari semua. Saya telepon dia lah (Alex), ya kan, ‘beb, tolong ke rumah dulu, si Alvaro hilang.’ Karena dia tuh kalau misalnya saya yang nyuruh mau,” ungkap Arum.

Arum baru menyadari ada yang janggal saat menghubungi Alex hari itu. Suara Alex terdengar cepat dan pendek, membuat Arum curiga bahwa suaminya itu baru saja membunuh dan membungkus Alvaro dengan plastik.

“Akhirnya dia ke rumah, itu saya juga baru sadar tuh, 'oh iya waktu itu dia ngangkat telepon dalam kondisi ngos-ngosan' ya kan atau mungkin dia lagi habis eksekusi Alvaro,” sambung dia.

Hingga Arum pulang untuk ikut mencari Alvaro secara langsung, Alex masih menemaninya. Arum bahkan berjanji akan rujuk jika mereka berhasil menemukan Alvaro.

“Kemarin kan juga pas balik ke sini, berusaha bilang kan, ‘lu cari Alvaro nih sampai ketemu, kita pasti balikan.’ Ternyata kan Alvaro sama dia ya, digituin (dibunuh),” jelas dia.

Alex juga mengantar jemput Arum dan kedua orangtuanya untuk mencari Alvaro hingga ke luar kota atas saran paranormal yang dia usulkan.

Pengakuan dari Keluarga dan Petugas

Ibu Arum, Sayem, tak menyangka mereka begitu dekat dengan pelaku selama pencarian.

“Jadi dia kayak orang enggak punya salah aja gitu. Terus nganterin saya ke orang pinter. Diarahin ke Kerawang, ke Bogor. Namanya kami pengen ketemu cucu. Diajak ke mana aja, ‘Ya sudah, yuk’ Itu masih dianterin sama dia,” ungkap Sayem.

Kakek Alvaro, Tugimin, bercerita bahwa pengungkapan kasus hilangnya Alvaro memakan waktu lama karena kepercayaannya pada Alex. Di matanya, Alex memiliki kepribadian baik karena sering mengajak Alvaro bermain atau membeli mainan pada akhir pekan.

“Makanya ini, lama terungkapnya itu karena mungkin saya terlalu yakin, terlalu percaya dengan pelaku ini sehingga lama terungkap,” kata dia.

Bahkan saat keluarga mulai curiga, Tugimin tetap percaya kepada Alex karena dia banyak memberikan bantuan. Tugimin mengatakan, Alex pernah mengantarkan mereka pulang hingga larut malam setelah berusaha mencari Alvaro ke luar kota.

Penelusuran Pelaku Lain

Meski pelaku utama tewas karena mengakhiri hidup, polisi masih menelusuri keterlibatan pelaku lain. Salah satunya adalah seorang saksi kunci, G, yang membantu Alex membuang plastik berisi jasad Alvaro di pinggir Kali Cilalay, Tenjo, Kabupaten Bogor. Namun, G mengaku awalnya ia diberi tahu bahwa plastik tersebut berisi bangkai anjing.

Selain G, ada pula sosok adik Alex, berinisial R, yang disebut terlibat dalam pembunuhan Alvaro. Hal ini diungkapkan saksi pelapor bernama Reza yang tinggal tidak jauh dari rumah adik Alex di Tenjo.

Reza merupakan majikan dari asisten rumah tangga (ART) berinisial I yang memiliki anak berinisial N. N menceritakan kepada ibunya bahwa teman sekolahnya berinisial AA yang merupakan keponakan pelaku mengetahui kejadian pembunuhan Alvaro.

“Dia (N) diceritakan oleh temannya. Ada kejadian bahwa om saya melakukan pembunuhan terhadap seorang anak. Anaknya siapa? Ditunjukkan di media sosial, ini loh anaknya namanya Alvaro Nugroho,” tutur Reza.

Namun informasi itu tak langsung dilaporkan Reza. Ia merasa takut karena tidak mengetahui duduk perkara secara rinci. Dua bulan berselang, istrinya mendesak Reza melapor setelah melihat unggahan Arum yang masih mencari Alvaro melalui media sosial TikTok dan Instagram.

“Karena saya merasa kasihan. Jadi orangtuanya, kakeknya saya lihat di IG, Instagram masih cari, dan rasa kemanusiaan saya di situ. Akhirnya saya berjuang bagaimanapun pelaku harus tertangkap,” jelas dia.

Ia pun membawa bukti rekaman percakapan antara dirinya dan saksi N, anak ART, ke Polsek Pesanggrahan. Dalam pemeriksaan selanjutnya, N juga dibawa untuk memberikan keterangannya.

Berangkat dari laporan Reza lah, polisi akhirnya mengerucutkan terduga pelaku yang mengarah pada Alex.

Posting Komentar

0 Komentar

Posting Komentar (0)
3/related/default