:quality(50)/photo/2020/11/09/1960072687.jpg)
Ringkasan Peristiwa Tumbler Hilang di KRL
Kasus tumbler yang hilang di Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line menjadi viral setelah Anita, seorang pengguna jasa KRL, mengunggah keluhannya di media sosial. Kejadian ini memicu perdebatan publik dan membuat warganet merasa terlibat dalam drama tersebut.
Awal Mula Kejadian
Anita Dewi, warga Tangerang Selatan, kehilangan tumbler miliknya yang berada di dalam cooler bag saat menumpang KRL rute Tanah Abang–Rangkasbitung. Ia turun di Stasiun Rawa Buntu pada Senin malam. Setelah sampai di rumah, ia menyadari bahwa cooler bag-nya tertinggal di rak bagasi gerbong khusus perempuan.
Ia langsung menuliskan keluhannya di media sosial dengan tuduhan bahwa tumbler miliknya hilang akibat kelalaian petugas. Di dalam unggahannya, Anita menjelaskan kronologi kejadian dan menulis:
" DISCLAIMER aku minta maaf juga sebelumnya karena faktor lupa jadi ketinggalam coolerbag ku di bagasi kereta. Hari Senin pulang kerja aku naik commuter line St Tanah Abang- Rangkas Bitung sekitar pukul 19.00. Aku turun di St Rawa Buntu sekitar 19.40. Setelah turun aku baru sadar cooler bag ku tertinggal di bagasi commuter line. Aku lgsg lapor petugas (seragam security),"
Petugas keamanan merespons dan meminta nomor telepon Anita. Barang itu akhirnya ditemukan dalam keadaan lengkap oleh petugas lain dan diterima oleh petugas bernama Argi.
Situasi Memanas
Namun, keesokan harinya, ketika Anita dan suaminya mengambil barang tersebut, mereka mendapati tumbler hilang. Di sinilah kemarahan Anita memuncak. Ia menulis:
" TUMBLER TUKUKU TIDAK ADA. KECEWA. Petugas Security tidak mengetahui dimana tmbler tuku itu. dan Petugas Security jujur kalo dia tidak mengecek saat serah terima dengan security Walka saat itu,"
Unggahan ini memantik reaksi publik. Warganet mulai menyerbu kolom komentar akun resmi KAI dan Commuter Line. Banyak yang menilai KAI lalai, namun ada pula yang menyalahkan Anita karena meninggalkan barangnya.
Pengakuan Argi: Situasi Meledak
Situasi semakin memanas ketika beredar screenshot percakapan antara Argi dan Anita. Di sana, Argi menulis bahwa ia dipecat akibat kehilangan barang tersebut. Pengakuan ini membuat publik tersentak. Warganet merasa Argi menjadi korban. Banyak komentar mengalir dengan nada membela petugas tersebut.
Di Thread, Argi juga menuliskan kronologi versinya. Ia mengatakan bahwa ia bawa barang tersebut ke ruangan PS dan ditaruh di meja, lalu kembali ke gate karena masih ramai penumpang. Malamnya sebelum selesai dinas, ia menyadari bahwa barang tersebut sudah di dalam lemari putih yang terkunci.
Argi juga menulis bahwa ia sudah berusaha bersikap kooperatif dengan menawarkan untuk mengganti kehilangan barang tersebut, tetapi Anita bersikeras ingin barangnya kembali. Ia bahkan menyatakan kesediaan untuk mengganti tumbler tersebut.
Reaksi Publik yang Berubah
Dari sinilah kasus tumbler hilang berubah menjadi drama nasional. Publik menilai ada ketidakadilan jika seorang petugas kehilangan mata pencaharian hanya karena sebuah tumbler tertinggal. Warganet pun berbalik menghujat Anita karena dianggap “menyebabkan orang kehilangan pekerjaan hanya karena tumbler”.
KAI Turun Tangan
Melihat situasi makin membesar, PT KAI mengambil langkah cepat. Manajemen mempertemukan kedua pihak di Kantor KAI Wisata, Stasiun Gondangdia, pada Kamis malam, 27 November 2025. Direktur Utama PT KAI, Bobby Rasyidin, mengatakan bahwa setiap Insan KAI berkomitmen melayani pelanggan dengan dedikasi tinggi.
Ia menegaskan bahwa perusahaan akan melindungi pekerjanya. "Pada saat yang sama, perusahaan berkewajiban melindungi dan memberikan dukungan kepada seluruh pekerja dalam menjalankan peran mereka."
Dalam kesempatan itu pula, Bobby memastikan Argi tetap bekerja. "Terus semangat bertugas dan memberikan layanan terbaik kepada pelanggan.” “Kami juga menegaskan bahwa tidak ada pemecatan terhadap petugas terkait sebagaimana isu yang sebelumnya beredar,” kata Vice President Corporate Communications KAI, Anne Purba.
Permintaan Maaf Anita dan Alvin
Seiring meningkatnya tekanan publik, Anita dan suaminya, Alvin, menyampaikan permintaan maaf secara terbuka. Mereka mengakui bahwa cara mereka menyikapi kehilangan tumbler itu telah berdampak luas pada banyak pihak.
Dalam video klarifikasi 55 detik yang diterima Kompas.com, Alvin berkata: “Kami ingin meminta maaf yang sebesar-besarnya, khususnya kepada saudara Argi dan semua pihak yang terkena dampak dan dirugikan atas ucapan dan perbuatan kami.”
Anita juga menyampaikan penyesalannya: “Kami sangat sadar cara kami menyikapi kejadian ini sangat tidak bijak sehingga melukai banyak perasaan orang di luar sana,” dan menutupnya dengan, “Dari lubuk hati kami yang paling dalam, kami meminta maaf yang sebesar-besarnya.”
Permintaan Maaf Argi
Tidak hanya Anita dan Alvin, Argi juga menyampaikan permintaan maaf resminya. Dalam video @commuterline, Argi berkata: “Saya minta maaf kepada Mas Alvin dan Mbak Anita bilamana ada salah kata ataupun perbuatan saya. Terima kasih.”
Ia juga menegaskan status pekerjaannya: “Saya Argi masih dipekerjakan di KAI Wisata di bagian passenger service Commuter Line di Rangkas.” Argi mengaku bahwa ia tidak memeriksa isi cooler bag saat menerimanya karena stasiun sedang ramai penumpang. Ia menyatakan bahwa itu merupakan kekurangan dalam prosedur dirinya sebagai petugas.
“Ini kesalahan saya dikarenakan tidak dicek terlebih dahulu, saya akan tanggung jawab dengan mengganti barang tersebut, Pak.” Pesan itu ia kirimkan langsung kepada Alvin, bahkan ia menawarkan bantuan memeriksa CCTV dan siap mengganti tumbler seharga Rp 300.000 jika tidak ditemukan.
Penutup
Peristiwa ini menjadi pembelajaran penting bagi semua pihak. KAI memastikan seluruh proses pelayanan berjalan sesuai ketentuan dan akan terus memperbaiki kualitas layanan. KAI juga menegaskan bahwa seluruh petugas menjalankan tugas berdasarkan SOP dengan prinsip kejujuran dan pelayanan prima, sementara pembinaan dilakukan bila diperlukan untuk menjaga kualitas layanan.