Menggali Kematian Ayah Tiri Alvaro, Propam Periksa Anggota Polres Jaksel

Erlita Irmania
0
Menggali Kematian Ayah Tiri Alvaro, Propam Periksa Anggota Polres Jaksel

Pemeriksaan Anggota Polisi Terkait Kematian Alvaro Kiano Nugroho

Bidang Propam Polda Metro Jaya sedang melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah anggota polisi yang bertugas saat peristiwa ayah tiri Alvaro Kiano Nugroho (6) gantung diri di ruang konseling Polres Metro Jakarta Selatan. Kombes Nicolas Ary Lilipaly, Kapolres Metro Jakarta Selatan, mengatakan bahwa beberapa anggota telah dimintai keterangan, termasuk personel yang bertugas dari malam hingga pagi.

Namun, jumlah dan identitas anggota yang diperiksa belum diungkapkan secara rinci. Nicolas hanya memastikan bahwa proses pemeriksaan tidak hanya menyasar petugas jaga, tetapi juga dapat menyentuh level pimpinan. Ia menegaskan bahwa semua yang terkait dengan kejadian tersebut akan diperiksa.

Sebelumnya, Propam Polres Metro Jakarta Selatan akan melakukan pemeriksaan terhadap personel kepolisian yang bertugas menjaga Alex Iskandar (49), pelaku penculikan dan pembunuhan Alvaro. Alex ditemukan tewas akibat bunuh diri di ruang konseling Mapolres Metro Jakarta Selatan, Minggu (24/11/2025).

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Budi Hermanto, menyampaikan bahwa penyelidikan terkait insiden tersebut akan dilakukan oleh Propam. "Pastinya akan didalami oleh Propam, mari kita beri ruang untuk mendalami hal tersebut," ucap Budi dalam konferensi pers di Mapolres Metro Jakarta Selatan, Senin (24/11/2025) malam.

Di sisi lain, Kasi Propam Polres Metro Jakarta Selatan mengungkapkan bahwa pihaknya telah memeriksa dua personel yang bertugas saat kejadian tersebut. "Kami sudah memeriksa dua personel yang saat itu sedang piket," kata Bayu.

Kronologi Ayah Tiri Alvaro Akhiri Hidup

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Budi Hermanto, mengungkap detik-detik Alex Iskandar (49), ayah tiri Alvaro Kiano Nugroho (6) bunuh diri di ruang konseling Polres Metro Jakarta Selatan. Menurut Budi, Alex ditempatkan di ruang konseling karena statusnya telah ditetapkan sebagai tersangka.

Adapun Alex sebelumnya menjalani proses pemeriksaan hingga Minggu (23/11/2025) dini hari. "Pada saat tempo waktu proses pemeriksaan itu sampai dengan Minggu dini hari, jadi yang bersangkutan dititipkan di ruangan konseling. Kami luruskan kepada rekan-rekan media, tersangka mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri di ruangan konseling," ujar Budi dalam konferensi pers di Mapolres Metro Jakarta Selatan, Senin (24/11/2025).

Selain itu, pemeriksaan tersebut diperlukan untuk memastikan apakah Alex memiliki penyakit bawaan atau penyakit menular sehingga belum dapat ditempatkan bersama tahanan lain. "Kenapa di ruangan konseling? karena status yang bersangkutan sudah tersangka, besok pagi akan dilakukan pemeriksaan medis, apakah tersangka ini memiliki penyakit bawaan ataupun penyakit menular sehingga belum bisa dijadikan satu dengan tahanan lainnya," ucap dia.

Pada Minggu pagi sekira pukul 06.00 WIB, tersangka meminta izin untuk ke toilet. "Awalnya, dia seolah sudah buang air di celana,” kata Kabid Humas. Tersangka menggunakan celana pendek yang disediakan penyidik karena aturan di tahanan melarang penggunaan celana panjang. Namun, celana tersebut dianggap kotor, sehingga tersangka meminta diganti dengan celana panjang.

Peristiwa tragis itu terjadi di ruang konseling sekira pukul 06.30 WIB hingga 08.00–09.00 WIB. "Tersangka ditemukan oleh rekannya yang berinisial G, melalui saksi kunci yang melihat dari pintu dengan bilah kaca di tengah, dalam kondisi menghilangkan nyawanya dengan cara gantung diri,” ujar Budi.

Cara Ayah Tiri Habisi Nyawa Alvaro

Sesaat setelah ayah tiri Alvaro Kiano Nugroho, Alex Iskandar (49) ditangkap, pihak Kepolisian melakukan pemeriksaan sekaligus prarekonstruksi. Dalam tahapan penyidikan tersebut, terungkap cara ayah tiri menghabisi nyawa Alvaro. Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Nicolas Ary Lilipaly menyampaikan Alvaro tewas karena kehabisan nafas. Bocah berusia enam tahun itu disekap oleh tersangka dengan menggunakan handuk.

Meski sudah dalam kondisi tak berdaya, ayah tiri korban masih mencekik leher Alvaro hingga tewas. "Dan kami juga sudah melakukan prarekonstruksi bagaimana AI itu melakukan perbuatannya, pembunuhannya, penyekapannya pada saat dia sekap dengan handuknya itu, terus dia cekik dan dia tindih, itu sudah dipraktikkan," ujar Nicolas dalam konferensi pers di Mapolres Metro Jakarta Selatan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada Kamis (27/11/2025).

Usai memastikan Alvaro tewas, Alex menyembunyikan jenazah korban. Tersangka pun membuat skenario soal kehilangan yang berujung pada laporan adanya dugaan penculikan Alvaro. Kasus ini ditangani Polsek Pesanggrahan bersama Polres Metro Jakarta Selatan dan Polda Metro Jaya.

Ibunda Alvaro Bongkar Sifat Gelap Alex

Ibunda Alvaro Kiano Nugroho (6), Arum Indah, akhirnya angkat bicara setelah namanya diseret dalam tudingan perselingkuhan oleh ayah tiri Alvaro, Alex Iskandar (49), tersangka pembunuhan bocah tersebut yang mengakhiri hidupnya dengan gantung diri di kantor polisi. Arum tegas membantah tudingan miring itu. Ia menyebut Alex sering menunjukkan kecemburuan berlebihan bahkan terhadap orang-orang terdekatnya.

“Dia bilang saya selingkuh, saya enggak ngerti alibi dia dari mana. Sama keluarga dekat saja dia cemburu,” ujar Arum saat ditemui di rumah duka, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Selasa (25/11/2025). Menurut Arum, sikap Alex yang mudah curiga kerap menimbulkan konflik dalam rumah tangga mereka.

“Dia mau saya dekat sama siapa pun cemburu. Rekan kerja saja bisa bikin dia panas,” katanya. Arum membenarkan bahwa Alex adalah ayah tiri Alvaro. Namun hubungan pernikahan mereka yang dimulai pada Desember 2023 hanya bertahan empat bulan sebelum pisah pada April 2024.

“Dia temperamen, tidak bisa menerima anak-anak. Itu sebabnya saya memutuskan pisah,” ungkapnya. Lebih jauh, Arum mengungkap bahwa ia pernah mengalami kekerasan fisik dari Alex.

“Dulu iya, tapi saya enggak pernah cerita ke orang tua. Ada bukti foto, tapi handphone saya sudah ganti,” ucapnya. Ia bahkan pernah menerima ancaman serius dari pelaku.

“Kalau lu enggak mau balik sama gue, gue bakal culik anak itu,” kata Arum menirukan ancaman yang diterimanya pada pertengahan 2024. Arum yang saat kejadian tengah bekerja sebagai TKI di luar negeri mengatakan dirinya begitu terpukul ketika mendapat kabar Alvaro hilang.

“Takut, histeris, kayak kesambar petir. Masih enggak nyangka,” tutur Arum dengan mata berkaca-kaca. Ia baru bisa pulang pada April untuk ikut mencari Alvaro. Ironisnya, Alex, yang kini ditetapkan sebagai tersangka ikut mendampingi upaya pencarian selama berbulan-bulan.

Alex Kerap Main Tangan

Ibunda Alvaro Kiano Nugroho, Arum Indah menjelaskan, ia dan suaminya Alex Iskandar (49) sudah berpisah sejak 2024. Hal tersebut karena sifat temperamental Alex yang tidak bisa menerima anak-anaknya. Ia juga mengaku pernah mengalami kekerasan fisik selama menikah.

“Oh, dulu iya. Cuma karena dipikir, dulu kan enggak pernah mau bilang sama orang tua karena kan itu masalah rumah tangga sendiri ya kan,” ucapnya, saat ditemui di rumah duka di kawasan Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Selasa (25/11/2025). “Sebenarnya waktu itu kalau enggak ganti handphone, itu ada bukti-bukti foto saya dipukulin dan saksinya adik-adiknya dia ya. Coba siapa yang mau hidup sama orang kayak gitu? Nah, enggak tahu ternyata dia bikin Alvaro kayak gini, malah yang kena imbasnya anak saya jadinya ya kan,” sambung dia.

Ia juga mengungkapkan Alex pernah mengancam akan menculik Alvaro. “Emang dia pernah melontarkan 'kalau lu enggak mau balik lagi sama gue, gue bakal culik anak itu'. Itu di tahun 2024, bulan Juni, Juli deh, kalau enggak salah. Dia pernah melontarkan itu,” katanya. “Kirain cuma bercanda, enggak akan terjadi 'soalnya nih anak lu lagi sama gue', ternyata dia lagi jajan, main. Oh, ya aku pikir, oh, enggak mungkin lah ya kan, dia culik kayak gitu,” lanjut Arum.

Meski berpisah, pelaku masih berusaha untuk balikan serta mendekatkan diri kepada keluarga dan kerap datang ke rumah. “Karena kan udah pisah lama, dia mau 'Ayo dong balikan, Beb, saya enggak tahu mau hidup sama siapa lagi kalau enggak sama kamu', gitu. Ya, enggak bisa, gitu kan. Ya udah, kayak gitu sih,” katanya. “Kemarin kan juga pas balik ke sini, berusaha bilang kan, maksudnya 'Lu cari Alvaro nih sampai ketemu, kita pasti balikan', gitu,” sambung dia.

Arum menduga telepon pada 6 Maret 2025 saat menghubungi Alex, terdengar ngos-ngosan. Arum menduga pelaku habis melakukan kekerasan terhadap Alvaro. “Itu di tanggal 6 Maret (Alvaro hilang), kan bingung mau hubungin siapa, orang rumah udah pada nyari semua. Saya telepon dia lah, ya kan 'Beb, tolong ke rumah dulu, si Alvaro hilang', kan gitu ya,” kata dia. “Karena dia tuh kalau misalnya saya yang nyuruh mau apa aja gitu ya kan. Akhirnya dia ke rumah, itu saya juga baru sadar tuh, oh, iya, waktu itu dia ngangkat telepon dalam kondisi ngos-ngosan ya kan, atau mungkin dia lagi habis eksekusi Alvaro, udah gitu sih,” sambungnya.

Fakta Baru

Fakta baru terungkap terkait pemilihan lokasi pembuangan Alvaro Kiano Nugroho (6) oleh ayah tirinya bernama Alex Iskandar (49) di wilayah Tenjo, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Alex ternyata tak memilih secara acak lokasi tersebut hingga akhirnya kerangka Alvaro Kiano ditemukan. Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan, AKBP Ardian Satrio Utomo menjelaskan, Alex punya kerabat yang tinggal di sekitar Tenjo. Hal inilah yang membuat pelaku memahami kondisi lingkungan, termasuk titik-titik yang jarang dilalui warga.

Pengetahuan itu dimanfaatkan untuk mencari lokasi pembuangan jenazah yang dianggap aman. “Dia sudah mengetahui lokasi mana yang sepi, termasuk tempat pembuangan sampah di bawah jembatan,” ujar Ardian, dalam konferensi pers di Mapolres Metro Jakarta Selatan, Senin (24/11/2025). Menurut Ardian, hasil pemeriksaan penyidik menunjukkan Jembatan Cilalay merupakan area yang tidak terlalu ramai dan sering digunakan warga sebagai lokasi pembuangan sampah. Kondisi ini membuat pelaku yakin bahwa jenazah korban akan sulit ditemukan, terlebih karena dibuang pada malam hari.

Atas hal tersebut, lokasi itu menunjukkan bahwa pelaku telah merencanakan cara menutupi perbuatannya. Alex merasa tindakannya tidak akan menimbulkan kecurigaan karena ia kerap melewati daerah itu dan mengetahui rute-rutenya. “Pelaku yakin jenazah tidak akan ditemukan karena tempatnya sepi, minim penerangan, dan berada di bawah struktur jembatan,” ujar Ardian. Pernyataan serupa disampaikan Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Budi Hermanto yang menjelaskan Alvaro diculik pada 6 Maret 2025 dan dibunuh pada malam hari dengan cara dibekap.

Tindakan itu dilakukan karena korban terus menangis setelah diculik oleh pelaku yang merupakan ayah sambungnya. Budi menerangkan, jenazah Alvaro sempat disimpan di garasi rumah pelaku di kawasan Tangerang, Banten. Tiga hari kemudian, pada 9 Maret 2025, Alex membawa jenazah yang telah dibungkus plastik hitam menggunakan mobil berwarna silver. Berdasarkan prarekonstruksi, Alex mengakui langsung membuang bungkusan tersebut ke area pembuangan sampah di bawah jembatan.

Kerangka korban baru ditemukan pada Jumat (21/11/2025) setelah seorang saksi kunci memberikan informasi kepada penyidik mengenai lokasi tersebut. Saat ditemukan, kerangka sudah terpisah akibat proses pembusukan alami sehingga bukan merupakan mutilasi. “Tulang yang kami terima merupakan kerangka manusia berjenis kelamin laki-laki dengan ciri morfologi ras mongoloid,” ucap dokter forensik RS Polri Kramat Jati Jakarta Timur, dr Farah, dalam kesempatan yang sama.

dr Farah membeberkan hasil pemeriksaan terhadap kerangka Alvaro Kiano. Tim dokter telah mengambil sampel DNA jenazah tersebut. “Pada Senin (24/11/2025) pukul 00.15 kami menerima adanya kiriman dari penyidik Polres Metro Jakarta Selatan. Kemudian sesuai SOP dari rumah sakit, pemeriksaan jenazah diterima setelah permintaan dari penyidik, kami melakukan pemeriksaan pada pukul 08.00,” kata dia. Ia menuturkan, rumah sakit menerima dua kantong jenazah, di mana salah satu kantong berisi dua helai pakaian berupa satu helai kemeja lengan panjang putih dan satu helai celana pendek. Sementara satu kantong lainnya berisikan beberapa potong kerangka atau tulang belulang.

“Dari hasil analisa terhadap tulang tersebut, kami mendapatkan potongan tulang kerangka manusia bercampur dengan beberapa pasir dan beberapa tulang yang diduga bukan berasal dari manusia,” tuturnya. Dari tulang yang berasal dari manusia, tim dokter bisa memperkirakan sejumlah identifikasi, salah satunya perkiraan ras, yakni mongoloid. Perkiraan jenis kelamin dari tulang tengkorak mengarah ke jenis kelamin laki-laki, hanya saja usianya tidak bisa didapatkan secara persis.

“Sehingga kami dibantu oleh (dokter Patologi) forensik dr Debby di rumah sakit, tapi tidak bisa dilakukan analisa terhadap gigi karena tulang rahang tidak ditemukan,” katanya. “Kemudian kami juga dibantu Biddokkes Polri di Cipinang untuk pemeriksaan DNA dari satu tulang panjang yang ditemukan dari tulang belulang lainnya itu kami ambil sampel untuk dilakukan pemeriksaan DNA,” sambung dia. Dia menambahkan, tim dokter telah mengambil sampel DNA dari kerangka manusia itu. Saat ini, sampel tersebut sudah diserahkan ke penyidik Polres Metro Jakarta Selatan untuk dilanjutkan pemeriksaan lebih lanjut.

Alex Akhiri Hidup

Ayah tiri Alvaro Kiano Nugroho, ditemukan tewas diduga bunuh diri hanya beberapa jam setelah ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan bocah 8 tahun tersebut. Alex sebelumnya dijerat pasal pembunuhan berencana dan pembuangan mayat terkait tewasnya Alvaro yang hilang sejak 6 Maret 2025. Alex ditemukan tak bernyawa di ruang konseling Mapolres Jakarta Selatan, Selasa (25/11/2025) malam.

Polisi menyebut Alex mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri menggunakan pakaian yang ia kenakan. Petugas mendapati Alex tak merespons saat dilakukan pengecekan rutin sekitar pukul 22.15 WIB. Tim medis memastikan Alex sudah meninggal dunia sebelum sempat dibawa ke rumah sakit. Alex baru saja ditahan pada siang harinya setelah pemeriksaan panjang terkait kasus pembunuhan Alvaro. Penyidik menyatakan Alex memberikan banyak keterangan berbelit, hingga akhirnya bukti mengarah kuat pada dirinya.

Posting Komentar

0 Komentar

Posting Komentar (0)
3/related/default