
Penyelesaian Kasus Tumbler Biru di KRL
Pengaduan yang berawal dari kehilangan tumbler biru milik seorang penumpang KRL akhirnya menemui titik temu. Pihak yang terlibat, yaitu Anita dan Alvin bersama petugas passenger service bernama Argi, telah saling meminta maaf dalam sebuah pertemuan resmi.
Pertemuan tersebut difasilitasi oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero) dan dihadiri oleh seluruh pihak terkait. Direktur Utama KAI, Bobby Rasyidin, menyatakan bahwa semua pihak sudah mencapai kesepahaman dan kesepakatan bersama.
“Pertemuan kekeluargaan yang menghasilkan kesepemahaman bersama dari seluruh pihak,” ujar Bobby dalam keterangannya.
Selain itu, Bobby juga menegaskan bahwa KAI tetap mendukung seluruh pekerja mereka. “Perusahaan berkewajiban melindungi dan memberikan dukungan kepada seluruh pekerja dalam menjalankan peran mereka,” kata dia.
Permintaan Maaf dari Anita dan Alvin
Anita dan Alvin menyampaikan permintaan maaf secara terbuka melalui video klarifikasi yang diterima media. Dalam video tersebut, keduanya menyadari bahwa cara mereka menangani situasi telah memicu dampak yang tidak terduga.
“Kami ingin meminta maaf yang sebesar-besarnya, khususnya kepada saudara Argi dan semua pihak yang terkena dampak dan dirugikan atas ucapan dan perbuatan kami,” ujar Alvin.
Sementara itu, Anita juga menyampaikan penyesalan atas perbuatannya. Ia menyadari bahwa tindakan mereka tidak bijak dan menyakitkan banyak orang.
“Kami sangat sadar cara kami menyikapi kejadian ini sangat tidak bijak sehingga melukai banyak perasaan orang di luar sana,” kata Anita.
Mereka menyadari bahwa pengalaman ini menjadi pelajaran penting untuk lebih berhati-hati di masa depan.
Permintaan Maaf dari Argi
Setelah mediasi berlangsung, Argi juga menyampaikan permintaan maaf kepada Anita dan Alvin. Ia merasa khawatir jika ada tutur kata atau tindakan yang kurang sopan selama proses penanganan.
“Saya minta maaf kepada Mas Alvin dan Mbak Anita bilamana ada salah kata ataupun perbuatan saya. Terima kasih,” ucap Argi dalam video yang diunggah akun resmi @commuterline.
Argi mengakui bahwa ia tidak sempat memeriksa isi cooler bag yang diterimanya dari petugas kebersihan kereta. Menurutnya, situasi di stasiun sedang padat, sehingga hanya mampu mengamankan barang tanpa pemeriksaan menyeluruh.
Usai menyadari kesalahannya, Argi menghubungi Alvin melalui pesan singkat untuk menyampaikan permintaan maaf. Ia juga menawarkan bantuan dalam pencarian barang melalui rekaman CCTV. Jika tumbler tidak ditemukan, ia bersedia mengganti sesuai harga barang tersebut, sekitar Rp 300.000.
Evaluasi dari KAI
Vice President Train Service Facility and Customer Care KAI, Sondang, juga menyampaikan permintaan maaf atas kekurangan dalam proses pelayanan, khususnya terkait penanganan barang tertinggal.
“Pelayanan kami memang masih kurang sehingga penanganan barang tertinggal di Mbak Anita mengalami sedikit masalah,” ujar Sondang.
Ia menegaskan bahwa KAI akan terus memperbaiki kualitas layanan, termasuk prosedur penanganan barang tertinggal di lingkungan KAI Commuter.
Petugas Tak Dipecat
Di tengah ramainya perbincangan tentang tumbler hilang, muncul isu bahwa Argi dipecat. Namun, PT KAI memastikan kabar tersebut tidak benar. Bobby menegaskan bahwa Argi tetap bekerja di jajaran KAI Group.
“Argi tetap menjadi karyawan KAI Group serta bagian dari garda terdepan pelayanan. Terus semangat bertugas dan memberikan layanan terbaik kepada pelanggan,” ujar Bobby.
Anne Purba, Vice President Corporate Communications KAI, juga meluruskan isu pemecatan Argi. “Kami juga menegaskan bahwa tidak ada pemecatan terhadap petugas terkait sebagaimana isu yang sebelumnya beredar,” ujar Anne.
Belakangan, Argi juga memastikan dirinya masih menjadi petugas passenger service di KAI Swasta.
Kronologi Kasus Tumbler Hilang
Insiden hilangnya tumbler biru memicu perhatian publik setelah viral di media sosial. Kasus bermula ketika Anita mengunggah utasan di akun Threads miliknya, @anitadewl, yang kemudian memunculkan dugaan adanya pelanggaran dalam prosedur penanganan barang tertinggal.
Menurut Anita, peristiwa ini terjadi ketika dirinya selesai menaiki KRL rute Tanah Abang–Rangkasbitung pada Senin (17/11/2025) sekitar pukul 19.00 WIB. Ia menumpang kereta tersebut sepulang bekerja dan berada di gerbong khusus perempuan.
Setibanya di Stasiun Rawa Buntu sekitar pukul 19.40 WIB, Anita baru menyadari bahwa sebuah cooler bag yang dibawanya tertinggal di rak bagasi dalam kereta.
Anita segera melapor kepada petugas pelayanan di stasiun. Pada malam yang sama, cooler bag tersebut ditemukan oleh seorang petugas keamanan PT KAI bernama Argi. Barang itu langsung diamankan, bahkan sempat didokumentasikan sebelum disimpan di ruang khusus.
Keesokan harinya, Anita bersama suaminya, Alvin, pergi ke Stasiun Rangkasbitung untuk mengambil kembali barang tersebut. Namun, saat membuka cooler bag, Anita mendapati bahwa satu isinya—sebuah tumbler—telah hilang. Tasnya kembali, tetapi perlengkapan di dalamnya tidak lagi utuh.
Ketika dimintai penjelasan, Argi mengaku bahwa ia tidak sempat memeriksa isi cooler bag saat menerimanya dari petugas kebersihan kereta. Menyadari kelalaiannya, Argi mengontak Alvin untuk meminta maaf.