Mengenal Generasi Alpha
Anak-anak yang lahir antara tahun 2010 dan 2024 merupakan bagian dari Generasi Alpha. Mereka adalah generasi pertama yang tidak akan pernah mengenal masa ketika media sosial belum ada, dan mereka jauh lebih melek teknologi dibandingkan generasi sebelumnya, yang merupakan keahlian hebat yang dapat mengubah umat manusia dalam berbagai cara positif. Di sisi lain, ketergantungan pada teknologi ini dapat menyebabkan berkurangnya rentang perhatian dan berkurangnya koneksi tatap muka.
Mungkin terlalu dini untuk menggolongkan Generasi Alpha sebagai ini atau itu berdasarkan betapa sedikitnya pengetahuan kita tentang mereka sejauh ini. Namun, ada beberapa hal yang kita pahami: Beberapa Generasi Alpha adalah yang pertama lahir selama pandemi Covid-19, mereka lebih beragam dibandingkan generasi lainnya, dan mereka lebih mungkin berada dalam keluarga dengan orang tua tunggal. Mereka memiliki potensi untuk mendefinisikan ulang dunia pendidikan dan dunia kerja.

Apa yang Harus Disiapkan Orangtua dalam Membesarkan Anak Generasi Alpha?
Zaman telah berubah. Teknologi telah berkembang lebih cepat dari sebelumnya, begitu pula dengan orang-orang yang menggunakannya. Teknologi ini sangat memengaruhi anak-anak karena mereka memainkan peran besar dalam masa-masa pembentukan diri mereka, bahkan lebih besar daripada generasi-generasi sebelumnya. Anak-anak bungsu kini merupakan bagian dari apa yang kita sebut Generasi Alpha. Generasi ini membingungkan dan menantang para orangtua. Lagipula, bagaimana kita bisa secara efektif membesarkan anak-anak yang begitu melek teknologi?
Berikut beberapa hal yang harus disiapkan oleh orangtua dalam membesarkan anak Generasi Alpha:
- Mengembangkan ketahanan saat menghadapi kesulitan atau tantangan
Komputer adalah bagian dari hari-hari sekolah sebagian besar si Kecil. Mereka menggunakannya untuk pelajaran, permainan pembelajaran, dan waktu luang. Komputer bermanfaat dan menyenangkan. Namun, ada keterampilan perkembangan penting yang juga perlu dipelajari anak-anak di luar layar. Secara umum, anggota Generasi Alpha menunjukkan tanda-tanda awal kesulitan untuk bangkit kembali dari tantangan. Dengan terlalu banyak waktu di depan teknologi, anak-anak memiliki lebih sedikit waktu untuk berinteraksi dengan orang lain dan mengatasi masalah yang muncul secara alami di hari-hari sekolah biasa. Pemecahan masalah dengan anak-anak lain dan guru mengembangkan ketahanan.
Peran orangtua: Ketahanan adalah keterampilan yang dapat diajarkan. Mulailah dengan memberi si Kecil ruang untuk memecahkan masalah dan mengatasi tantangannya sendiri. Jika ia frustrasi, ajukan pertanyaan terbuka untuk membimbingnya, tetapi jangan mengerjakannya untuknya. Anak-anak perlu membangun otot ketahanan mereka. Dengan waktu dan latihan, itu akan tumbuh.
- Menjalin persahabatan dekat di dunia nyata
Ketika ada waktu luang, apa yang si Kecil lakukan? Bermain game online memang bermanfaat untuk keterampilan matematika, tetapi mengembangkan keterampilan sosial juga sama pentingnya. Si Kecil perlu belajar berempati dengan orang lain, berkomunikasi secara efektif, bekerja sama, dan menghormati batasan melalui pengalaman nyata di luar layar. Hal-hal tersebut juga merupakan unsur-unsur persahabatan yang baik.
Peran orangtua: Anak-anak Generasi Alpha mungkin membutuhkan lebih banyak dorongan untuk menjauhi layar dan bersosialisasi secara langsung. Saat bersama teman sebaya, tawarkan kesempatan untuk berkreasi atau bermain di luar ruangan. Dorong juga si Kecil untuk bergabung dengan klub atau pergi ke jalan untuk mengajak anak lain bermain. Mengambil inisiatif adalah keterampilan berharga yang harus dipelajari anak-anak sejak dini.
- Melawan kerusakan otak atau brain rot akibat waktu layar yang berlebihan
Tantangan bagi orangtua dari anak-anak Generasi Alpha adalah membatasi paparan layar mereka dan mencegah kerusakan otak atau brain rot. "Kerusakan otak adalah kata terbaik tahun 2024 menurut Oxford University Press. Ini adalah kemerosotan kondisi mental atau intelektual seseorang, terutama dipandang sebagai akibat dari konsumsi materi yang berlebihan (kini terutama konten daring) yang dianggap remeh atau tidak menantang."
Peran orangtua: Mustahil untuk menghilangkan layar dari hidup kita, tetapi kita dapat berupaya mengurangi ketergantungan anak-anak kita padanya. Orangtua dapat menghentikan kebiasaan buruk menggunakan layar dengan menetapkan batasan dan menjadi panutan yang baik bagi diri kita sendiri. Dengan berkurangnya penggunaan teknologi, mereka harus menemukan cara lain untuk menghibur diri. Dan ini mungkin memicu kreativitas yang belum pernah Mama lihat sebelumnya.
- Memperpanjang rentang perhatian
Mengantre di toko swalayan. Menunggu hadiah datang. Menunggu seminggu untuk episode Netflix baru. Tahukah Mama bahwa menunggu adalah sebuah keterampilan? Dan karena kita hidup di era kepuasan instan, beberapa anak benar-benar kesulitan melakukannya. Tantangan bagi anak-anak Generasi Alpha adalah rentang perhatian mereka yang lebih pendek, terutama karena mereka lahir di dunia yang serba cepat dan mudah diakses secara digital. Konten berdurasi pendek di TikTok dan YouTube membuat otak mereka terus berpindah dari satu hal ke hal lainnya.
Peran orangtua: Mampu fokus dalam jangka waktu yang lebih lama akan membantu anak-anak berprestasi lebih baik di sekolah dan akan baik untuk kesehatan mental mereka secara keseluruhan. Anak-anak membutuhkan pola pikir yang tenang dan fokus untuk pembelajaran dan kesejahteraan yang optimal. Orangtua dapat membantu dengan mendorong mereka untuk beristirahat sejenak agar bisa bangun, bergerak, dan mengistirahatkan pikiran mereka. Orangtua juga dapat mendorong aktivitas offline seperti membaca, membuat kerajinan tangan, bermain permainan papan, dan menjelajahi alam—yang semuanya membutuhkan waktu dan fokus.
- Menjaga kesehatan mental
Meskipun ada fokus yang lebih besar pada kesehatan mental di kalangan Generasi Z, penelitian awal terhadap Generasi Alpha menunjukkan jumlah yang serupa anak-anak yang melaporkan masalah kesehatan mental terkait dengan depresi dan kecemasan. Waktu bermain gawai tidak sepenuhnya buruk, tetapi karena anak-anak kita sudah terbiasa bergantung pada teknologi, akan menjadi tantangan bagi kita untuk memastikan mereka menyeimbangkan waktu bermain gawai dengan aktivitas lain.
Peran orangtua: Kita dapat mendukung kesehatan mental anak-anak kita dengan memprioritaskan waktu tidur yang konsisten, mendorong interaksi tatap muka, dan membuat anak-anak aktif. Semua hal ini membantu menangkal perasaan cemas dan depresi.

Mengenal Generasi Beta
Anak-anak yang lahir pada tahun 2025 dan seterusnya merupakan bagian dari Generasi Beta, meskipun masih terlalu dini untuk mengetahui apa pun tentang mereka. Mereka kemungkinan besar akan melek teknologi dan sadar sosial, mirip dengan Generasi Alpha, dan mereka mungkin memprioritaskan kemampuan beradaptasi, individualitas, dan keberlanjutan. Tidak seperti generasi-generasi sebelumnya, kecerdasan buatan (AI) dan konektivitas digital kemungkinan akan terjalin dalam kehidupan sehari-hari mereka. Seperti generasi-generasi sebelumnya, setiap tahun yang berlalu akan membentuk persepsi budaya tentang siapa mereka. Sementara itu, orangtua mendapatkan kebanggaan dan kehormatan untuk membimbing mereka menjalani hidup.

Apa yang Harus Disiapkan Orangtua dalam Membesarkan Anak Generasi Beta?
Membesarkan anak-anak Generasi Beta bisa terasa seperti memasuki dunia yang benar-benar baru. Dunia ini menawarkan peluang menarik sekaligus tantangan baru. Namun, orangtua tidak perlu tahu segalanya. Berikut hal yang harus disiapkan dalam membesarkan anak Generasi Beta:
-
Gunakan teknologi dengan bijak
Alih-alih membiarkan layar mengganggu, ajari si Kecil menggunakan teknologi untuk kegiatan belajar yang menyenangkan. Ada banyak aplikasi dan permainan yang membantu mereka mempelajari hal-hal baru, mengembangkan keterampilan, dan meningkatkan kreativitas. -
Bantu si Kecil memahami emosinya
Bantu si Kecil memahami emosi mereka dengan bertanya: "Apakah kamu merasa sedih, frustrasi, atau lelah?" Mintalah mereka untuk berbicara tentang perasaan mereka dan bantu mereka mengelola emosi mereka. Kesadaran emosional membuat anak-anak lebih bahagia dan lebih berempati. -
Fokus pada kesejahteraan si Kecil
Penting untuk membantu anak-anak menyeimbangkan pikiran dan tubuh mereka. Dorong aktivitas fisik, pastikan mereka cukup tidur, dan ciptakan ruang untuk momen-momen mindfulness atau relaksasi. Ketika mereka merasa nyaman, mereka dapat melakukan yang terbaik. -
Kembangkan keterampilan sosial si Kecil
Bantu si Kecil mengembangkan keterampilan komunikasi yang baik dengan mendorong kerja sama tim. Baik bermain dengan teman atau mengerjakan proyek, ajari mereka cara berbagi, mendengarkan, dan berkolaborasi. -
Ajari si Kecil untuk peduli lingkungan
Generasi Beta akan tumbuh dengan rasa tanggung jawab lingkungan yang lebih kuat. Bacaralah dengan si Kecil tentang kepedulian terhadap planet ini. Tunjukkan kepada mereka bagaimana tindakan sederhana, seperti daur ulang atau mengurangi sampah, dapat membuat perbedaan besar. -
Tetapkan aturan penggunaan layar yang efektif untuk semua orang
Teknologi memang akan terus ada, tetapi terlalu banyak teknologi dapat membuat kewalahan. Buat aturan penggunaan layar yang ramah keluarga, seperti "tidak ada perangkat di meja makan" atau "hari Minggu tanpa layar". Gantikan penggunaan layar dengan aktivitas menyenangkan seperti permainan, kerajinan tangan, atau jalan-jalan di alam. -
Puji usaha, bukan hanya hasil
Bantu si Kecil memahami bahwa belajar itu tentang usaha, bukan hanya kesuksesan. Dorong mereka untuk mencoba hal baru, membuat kesalahan, dan terus maju. Ketika Mama memuji kerja keras dan tekad mereka, mereka belajar untuk terus tumbuh dan berkembang.
