Jaya Negara Tak Bisa Bantu, Usulan Subsidi Pembongkaran Toko di Jalan Sulawesi

Erlita Irmania
0

Penataan Kawasan Jalan Sulawesi dan Dampaknya pada Pemilik Toko

Pemilik toko di Jalan Sulawesi, Kota Denpasar, berharap pemerintah memberikan subsidi untuk pembongkaran tokonya. Mereka menyetujui kesepakatan untuk memundurkan bangunan sejauh 3 meter dari sempadan Tukad Badung. Namun, mereka juga menginginkan bantuan dari pemerintah.

Wali Kota Denpasar, IGN Jaya Negara, memberikan tanggapan terkait permintaan tersebut. Ia menyebut bahwa pertokoan tersebut melanggar sempadan sungai dan tidak memiliki izin. Oleh karena itu, ia mengatakan bahwa pihaknya tidak bisa memberikan bantuan untuk bangunan yang melanggar. “Kalau kami tidak ada bantuan, ya itu kan risikonya dia melanggar. Kami kan tidak mungkin membantu yang melanggar. Masalahnya ada di sana,” ujarnya.

Penataan kawasan Jalan Sulawesi akan dilakukan dalam Tahun Anggaran (TA) 2026. Pertokoan yang ada di pinggir sungai tersebut akan dimundurkan sejauh 3 meter dari Tukad Badung. Jaya Negara menjelaskan bahwa langkah ini sesuai dengan aturan Balai Wilayah Sungai (BWS). Pemilik toko telah menandatangani kesepakatan untuk memundurkan bangunan tersebut. Setelah itu, Pemkot Denpasar akan memberikan izin untuk bangunan tersebut.

Setelah bangunan mundur 3 meter, Pemkot Denpasar akan melakukan penataan termasuk mengizinkan pemilik toko untuk membuka tempat kuliner malam. Jaya Negara mengatakan bahwa kebijakan ini diberikan agar tempat tersebut tetap memiliki nilai ekonomi. Ia menyerahkan sepenuhnya ke pemilik toko apakah ingin berhadapan dua sisi atau tidak. Namun, pihaknya berharap agar terlihat rapi.

Terkait parkir, Jaya Negara mengharapkan agar Perumda Parkir melakukan pendekatan dengan Pasar Raya maupun Toko Muradadi. Ia menyebut bahwa gudang di pojokan Toko Muradadi bisa dibangun parkir bertingkat. Namun, pihaknya akan tetap melakukan kajian agar tak berdampak pada kemacetan di kawasan tersebut.

Pemkot Denpasar akan melakukan penataan sempadan sungai pasca banjir bandang yang melanda Kota Denpasar dan sekitarnya pada 10 September lalu. Salah satu yang ditata adalah sempadan di kawasan pertokoan Jalan Sulawesi. Saat banjir tersebut, beberapa bangunan toko yang ada di pinggir Tukad Badung roboh hingga menyebabkan korban jiwa.

Jaya Negara mengatakan bahwa semua pemilik toko siap menggeser toko sejauh tiga meter dari sungai. Bahkan menurutnya, pembongkaran akan dilakukan secara mandiri. “Untuk Jalan Sulawesi dari hasil rapat, 38 (pemilik toko) siap bongkar sendiri dan mundur tiga meter,” katanya.

Sebagai kompensasi, Pemkot akan membuatkan taman di depannya. Jaya Negara mengatakan bahwa taman tersebut akan menjadi ruang publik yang bernilai. Ia juga berencana membuat beberapa kegiatan di tempat itu. Meski demikian, pihaknya masih mengkaji terkait keberadaan Hotel Raya. Mengingat, hotel tersebut meskipun melanggar sempadan namun memiliki izin.

Beberapa pemilik toko seperti Sanjaya mengaku setuju demi kebaikan. Namun, ia berharap pemerintah memberikan bantuan 50 persen untuk penggeseran ini. Ia menambahkan, setelah rapat sebelumnya, direncanakan rapat kembali namun belum ada kelanjutannya. Dan menurutnya, sebelum opsi mundur 3 meter dari Tukad Badung ini, ada opsi untuk relokasi.

Di tahun 2015 lalu, ia dan beberapa pemilik toko sempat melakukan penguatan struktur di pinggir sungai. Namun karena air yang kerap naik saat hujan, senderan tersebut tergerus. Pihaknya juga meminta agar pemerintah serius melakukan penataan sungai dengan pengerukan sedimentasi. “Kami juga berharap bukan kami saja yang harus menjauh dari sungai, tapi sungai juga harus dikeruk karena sudah dangkal,” ujarnya.

Saat ini, air di Tukad Badung juga sering naik meskipun baru hujan sebentar. Hal itu pun membuatnya selalu waswas ketika hujan turun. “Terus saya lihat air di belakang. Kadang sampai tutup kalau air sudah naik,” ungkapnya.

Sementara pemilik Toko Ayari juga mengaku setuju dengan pemunduran toko sejauh 3 meter dari Tukad Badung. “Saya termasuk yang punya ide dan mengusulkan itu. Mau bagaimana, biar aman,” ungkapnya.

Bantuan bagi Warga Terdampak Banjir

Pemerintah Kota (Pemkot) Denpasar kembali memberikan bantuan pada warga yang terdampak banjir bandang 10 September 2025 lalu. Bantuan ini diserahkan kepada warga terdampak yang lolos verifikasi oleh tim dari BPBD Denpasar hingga Inspektorat pada Kamis (27/11). Sebanyak 87 warga terdampak mendapat bantuan dengan nilai total Rp 1,35 miliar.

Wali Kota Denpasar, IGN Jaya Negara, memaparkan, verifikasi ini membutuhkan waktu lama dikarenakan melibatkan beberapa tim. “Kami melibatkan beberapa tim termasuk Inspektorat, agar jangan sampai salah,” paparnya.

Dari 87 korban tersebut terdiri dari pedagang, rumah, hingga peternak dengan rincian 64 rumah, 9 fasilitas umum atau pura, dan 14 penguatan ekonomi. Selain itu, saat ini menurut Jaya Negara, masih ada 150-an warga terdampak yang masih dalam tahap verifikasi. “Ini akan kami kejar jangan sampai lewat Desember,” paparnya.

Sampai saat ini, Pemkot Denpasar telah membantu total Rp 1.853.100.000 warga terdampak di luar pedagang di pasar dan pura umum. Adapun jumlah penerima bantuan sebanyak 130 orang dengan rincian 88 rumah, 33 bantua penguatan ekonomi, dan 10 fasum atau pura.

Jumlah tersebut merupakan hasil verifikasi dari 274 laporan kerusakan. Bantuan ini diserahkan dalam dua tahap yakni tahap pertama sebesar Rp 500 juta dan tahap kedua Rp 1,35 miliar. “Di luar itu ada juga bantuan untuk pedagang pasar. Dan kalau pura-pura umum kami langsung kerjakan melalui APBD,” imbuhnya.

Ada 8 pura umum terdampak banjir yang diperbaiki langsung dengan target rampung Desember 2025. Jaya Negara mengatakan, untuk perbaikan pura umum ini dilakukan dengan memanfaatkan dana Belanja Tidak Terduga (BTT). Untuk perbaikannya, Pemkot menggelontorkan total Rp 5,4 miliar.

“Terdapat total delapan pura terdampak bencana banjir yang dibenahi dengan nilai total Rp 5,4 miliar dan ditargetkan rampung pada bulan Desember,” kata Jaya Negara.


Sejumlah pura yang terdampak ini dikelola oleh Desa Adat, Pengempon dan Banjar.  Sehingga Pengempon Pura tersebut tidak perlu keluar dana lagi untuk pemulihan terdampak bencana. Beberapa pura itu seperti Pura Taman Musen, Dentim, Pura Tirta Hening Ulun Danu, Denut, Pura Taman Beji Dalem Majapahit, Denut, dan Pura Taman Beji Penyampuhan, Dauh Puri Kangin.

Posting Komentar

0 Komentar

Posting Komentar (0)
3/related/default