Apa yang Akan Dilakukan Pemerintah Mengatasi Banjir Sumatera?

Erlita Irmania
0

JAKARTA, Erfa News
Banjir dan tanah longsor yang melanda sebagian wilayah Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh dalam sepekan terakhir menantang kesiapsiagaan pemerintah menghadapi cuaca ekstrem. Bencana ini memicu respons cepat dari berbagai lembaga dan instansi terkait.

Respons Pemerintah Terhadap Bencana

Presiden Prabowo Subianto meminta seluruh jajaran bergerak cepat, terukur, dan terkoordinasi untuk memastikan keselamatan warga sebagai prioritas utama. Situasi darurat ini terjadi di tengah dinamika atmosfer yang dipantau Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), yang mendeteksi perkembangan signifikan Siklon Tropis Senyar di kawasan Selat Malaka.

Siklon Tropis Senyar, yang pada awalnya masih berstatus Bibit Siklon, memperlihatkan intensifikasi cepat akibat perairan hangat di Selat Malaka. Kondisi ini memicu pembentukan awan konvektif yang masif di wilayah utara Sumatra dan meningkatkan risiko terjadinya hujan sangat lebat, angin kencang, banjir, hingga gangguan transportasi laut.

Pusat siklon juga memicu kecepatan angin maksimum yang terukur di sekitar sistem mencapai 43 knot atau sekitar 80 km/jam, cukup kuat untuk memicu gelombang tinggi, merobohkan pepohonan, serta memperburuk kerentanan daerah yang memiliki kontur pegunungan dan aliran sungai sempit seperti wilayah Aceh Tamiang dan Aceh Timur.

Di lapangan, BNPB, Basarnas, dan pemerintah daerah melaporkan lonjakan jumlah korban jiwa, kerusakan infrastruktur, serta terputusnya akses darat di sejumlah titik. Operasi pencarian dan penyelamatan dilakukan dalam kondisi sulit, mengingat beberapa wilayah masih tergenang atau tertutup material longsor.

Penanganan Darurat dan Koordinasi

Untuk penanganan cepat korban dan pembangunan kembali infrastruktur, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno menggelar rapat koordinasi bersama dengan para pemangku kepentingan. Rapat tersebut membahas mengenai penanganan bencana hidrometeorologi di tiga provinsi, yaitu Provinsi Aceh, Provinsi Sumatera Utara, dan Provinsi Sumatera Barat.

Pratikno menyampaikan bahwa Presiden Prabowo Subianto menginstruksikan pihaknya untuk menangani bencana dengan cepat, baik korban maupun pembangunan kembali infrastruktur yang rusak. “Yang jelas adalah Pak Presiden Prabowo sudah perintahkan kepada kami untuk serius menangani bencana tanggap darurat ini. Saat kita melakukan tanggap darurat, kita juga menyiapkan pasca daruratnya nanti untuk pemulihan masyarakat,” ujar dia.

Perbaikan Infrastruktur

Wakil Menteri Pekerjaan Umum, Diana Kusumastuti, mengatakan pihaknya sudah mencoba mengidentifikasi, namun kondisi hujan yang belum selesai, menyebabkan hambatan dalam hal perbaikan - perbaikan fasilitas umum dan infrastruktur di wilayah terdampak. “Mudah-mudahan (hujan segera reda), agar alat-alat berat kami pun juga sudah bisa sampai ke lokasi.”

Diana menjelaskan bahwa di Sumatera Barat juga terjadi banjir dan masalah air PDAM yang tidak bisa berfungsi lagi. Pihaknya juga melakukan identifikasi secara mendalam, dan juga mengirimkan beberapa alat-alat berat untuk membersihkan longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

Ketersediaan Logistik dan Obat-Obatan

Staf Ahli Menteri Kesehatan Bayu Teja memastikan bahwa penanganan korban, dan obat-obatan menjangkau lokasi bencana. Pihaknya juga berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten untuk melakukan Health Rapid Assessment, kemudian melakukan pelayanan kesehatan di posko-posko pengungsi.

Pihaknya juga melakukan pelayanan kesehatan mobile, menyiagakan seluruh fasilitas kesehatan, baik puskesmas dan rumah sakit yang ada di lokasi bencana, untuk siap melaksanakan pelayanan kesehatan bagi warga terdampak.

Pembelajaran di Tenda Pengungsian

Sementara itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemendikdasmen Suharti memastikan bahwa anak-anak yang berada di camp pengungsian akan tetap menjalankan proses belajar mengajar. Dia mengatakan bahwa proses belajar akan dimulai setelah banjir teratasi.

Penanganan Korban Bencana

Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii menyampaikan bahwa pihaknya menggelar 8 operasi yang ada di wilayah Sumatera. Baik itu yang ada di Aceh, Sumatera Utara, dan juga Sumatera Barat. “Seluruh potensi yang ada di wilayah, saat ini sedang berjuang, sedang melaksanakan operasi khususnya mengevakuasi terhadap korban-korban yang masih terisolasi.”

Badai Mulai Berkurang

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memastikan rangkaian bencana banjir dan tanah longsor yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat dalam beberapa hari terakhir dipicu fenomena atmosfer yang kompleks. Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menjelaskan bahwa akar utama kejadian ini adalah perkembangan Siklon Tropis Senyar yang sebelumnya berawal sebagai Bibit Siklon di sekitar Semenanjung Malaya.

Perbaikan Konektivitas

Sehubungan dengan telah terjadinya Bencana Banjir di Kabupaten Tapanuli Tengah, Kabupaten Tapanuli Selatan dan Kota Sibolga, Provinsi Sumatera Utara, Pusat Monitoring Telekomunikasi Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) telah berkoordinasi dengan operator seluler terkait kemungkinan terjadinya gangguan layanan telekomunikasi pada lokasi tersebut.

Berdasarkan data sebaran infrastruktur PMT bahwa pada wilayah tersebut terdapat infrastruktur telekomunikasi milik PT Telekomunikasi Selular, PT Indosat Tbk dan PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk. Kemkomdigi mencatat sedikitnya ratusan site layanan telekomunikasi terdampak, membuat akses komunikasi masyarakat terganggu di berbagai wilayah, terutama kawasan yang terdampak paling parah.

Operator seluler sedang berupaya untuk memulihkan site yang terdampak akibat terputusnya aliran listrik dari PLN dengan menggunakan genset sebagai catu daya alternatif sampai aliran listrik kembali normal, namun, masih terkendala oleh akses jalan yang masih terkena dampak banjir sehingga menghambat mobilisasi genset ke lokasi.

Posting Komentar

0 Komentar

Posting Komentar (0)
3/related/default