Apa Itu Demam Rematik?
Demam rematik, atau demam reumatik, adalah kondisi yang terjadi akibat reaksi imun tubuh terhadap infeksi bakteri Streptococcus pyogenes atau Streptococcus grup A. Meskipun infeksi awalnya tampak biasa, seperti radang tenggorokan (strep throat), jika tidak ditangani dengan benar, sistem imun bisa bereaksi secara berlebihan dan menyerang jaringan tubuh sendiri, termasuk jantung, sendi, dan sistem saraf.
Kondisi ini sering muncul dua hingga tiga minggu setelah infeksi awal. Yang perlu dipahami, demam rematik tidak menular, tetapi penyebabnya—infeksi Streptococcus grup A—adalah hal yang menular. Anak-anak usia 5 hingga 15 tahun adalah kelompok yang paling rentan mengalaminya.
Gejala Demam Rematik
Demam rematik dapat berkembang sekitar 1–5 minggu setelah infeksi Streptococcus grup A. Beberapa gejala umum meliputi:
- Artritis (nyeri sendi).
- Chorea (gerakan tubuh tersentak-sentak dan tak terkendali).
- Kelelahan.
- Demam.
Artritis biasanya menyerang lutut, pergelangan kaki, siku, dan pergelangan tangan. Sementara itu, gejala yang tidak umum dapat mencakup:
- Nodul (benjolan tanpa rasa sakit) di dekat sendi.
- Ruam dengan cincin merah muda dan bagian tengah yang bening.
Selain itu, demam rematik juga dapat menyebabkan gejala yang berkaitan dengan jantung, seperti:
- Nyeri dada.
- Detak jantung cepat.
- Sesak napas.
- Murmur jantung.
- Pembesaran jantung.
- Cairan di sekitar jantung.

Faktor Risiko
Siapa pun bisa mengalami demam rematik setelah sakit radang tenggorokan, demam scarlet, atau impetigo. Namun, beberapa faktor meningkatkan risiko, antara lain:
- Usia: Lebih sering terjadi pada anak-anak dibanding orang dewasa. Paling umum terjadi pada anak usia sekolah (5–15 tahun), jarang terjadi pada anak di bawah 3 tahun dan orang dewasa.
- Lingkungan padat orang: Tempat seperti tempat penitipan anak, sekolah, lembaga pemasyarakatan, dan tempat penampungan tunawisma meningkatkan kemungkinan penyebaran infeksi.
- Faktor kesehatan lain: Seseorang yang pernah mengalami demam rematik memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalaminya kembali jika terinfeksi Streptococcus grup A.
Bisakah Demam Rematik Terjadi Lebih dari Sekali?
Anak yang pernah mengalami demam rematik memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami serangan berikutnya. Tubuh yang pernah terluka oleh infeksi Streptococcus seakan menyimpan ingatan, sehingga setiap kali infeksi tenggorokan datang kembali, ancaman demam rematik pun ikut serta.
Untuk melindungi anak dari serangan berulang, dokter biasanya meresepkan antibiotik jangka panjang, umumnya penisilin. Obat ini bukan hanya mencegah radang tenggorokan, tetapi juga menjadi tameng agar demam rematik tidak kembali.
Lama pengobatan bisa berlangsung selama bertahun-tahun, bahkan hingga satu dekade, sebagai bentuk perlindungan berkelanjutan bagi jantung dan masa depan anak.
Komplikasi yang Bisa Terjadi
Ketika seseorang pulih dari demam rematik akut, sering kali ada jejak yang tertinggal di jantung. Bukan cuma luka sementara, melainkan kerusakan permanen yang dikenal sebagai penyakit jantung rematik. Kadang penyakit jantung rematik muncul setelah satu kali serangan demam rematik akut, tetapi kondisi ini lebih sering berkembang akibat episode berulang atau serangan yang berat.
Bagian jantung yang paling sering terkena adalah katup. Katup yang rusak tidak lagi bisa membuka dan menutup dengan sempurna. Akibatnya, aliran darah yang seharusnya mengalir lancar menjadi terganggu, dan jantung tidak mampu memompa seefektif yang dibutuhkan tubuh.
Dari kerusakan itu, komplikasi serius bisa muncul. Gagal jantung adalah salah satunya, saat jantung tak lagi sanggup memenuhi kebutuhan darah tubuh. Ada juga risiko infeksi pada katup yang rusak (endokarditis infektif), serta ancaman stroke akibat terbentuknya gumpalan darah di jantung atau pada katup yang cedera.
Dalam kasus yang berat, penyakit jantung rematik memerlukan operasi jantung. Dan, jika kerusakan terlalu parah, nyawa bisa terancam.

Diagnosis
Tidak ada satu tes tunggal yang bisa langsung memastikan seseorang mengalami demam rematik. Dokter biasanya memulai dengan melihat tanda-tanda penyakit dan menelusuri riwayat medis pasien. Dari sana, berbagai pemeriksaan dapat dilakukan untuk mencari petunjuk.
- Tes darah: mencari antibodi yang menunjukkan infeksi Streptococcus grup A baru-baru ini.
- Ekokardiografi (echo): melihat bagaimana otot jantung bekerja, apakah ada tanda kerusakan atau peradangan.
- Elektrokardiogram (EKG): mengukur aktivitas listrik jantung, memastikan apakah detaknya normal.
- Usap tenggorokan: mendeteksi keberadaan bakteri Streptococcus grup A.
Pengobatan
Dokter biasanya menangani gejala demam rematik dengan obat-obatan yang membantu menurunkan demam, meredakan peradangan, dan mengurangi nyeri.
Semua pasien dengan demam rematik juga perlu mendapatkan antibiotik untuk membasmi infeksi Streptococcus grup A yang menjadi pemicu awal.
Bagi mereka yang kemudian mengalami penyakit jantung rematik dengan tanda-tanda gagal jantung, pengobatan tambahan diperlukan. Obat-obatan khusus akan diberikan untuk membantu jantung tetap bekerja sebaik mungkin, agar aliran darah tetap terjaga dan tubuh tidak kehilangan kekuatannya.

Pencegahan
Mencegah demam rematik dan penyakit jantung rematik sangat penting, karena keduanya bisa meninggalkan dampak jangka panjang, bahkan permanen, meski sudah diobati.
Cegah demam rematik dengan cara:
- Mengurangi penyebaran bakteri Streptococcus grup A dengan memperbaiki kondisi hidup, misalnya mengurangi kepadatan rumah tangga dan menyediakan sarana kesehatan dasar seperti air bersih.
- Diagnosis dan pengobatan cepat terhadap infeksi tenggorokan maupun kulit akibat Streptococcus grup A, terutama pada kelompok yang berisiko tinggi.
Strategi pencegahan penyakit jantung rematik sama dengan demam rematik, ditambah dengan pemberian antibiotik secara rutin (profilaksis sekunder) bagi mereka yang pernah mengalami demam rematik. Langkah ini bertujuan mencegah infeksi ulang dan melindungi jantung dari kerusakan lebih lanjut.
FAQ Seputar Demam Rematik dan Penyakit Jantung Rematik
Apa itu demam rematik?
Reaksi imun setelah infeksi berulang Streptococcus pyogenes yang memicu peradangan pada sendi, kulit, otak, dan jantung.
Apa itu penyakit jantung rematik?
Kerusakan permanen pada katup jantung akibat peradangan berkepanjangan dari demam rematik.
Bagaimana demam rematik terjadi?
Sistem imun salah mengenali jaringan tubuh sebagai ancaman setelah strep throat, lalu menyerang katup jantung dan organ lain.
Apa gejala awal yang perlu diwaspadai?
Sakit tenggorokan berulang, demam, nyeri sendi berpindah, kelelahan, bengkak, dan sesak napas setelah infeksi tenggorokan.
Siapa yang paling berisiko?
Anak usia 5–15 tahun, terutama di lingkungan padat, akses kesehatan terbatas, atau dengan riwayat infeksi radang tenggorokan berulang.
Apakah demam rematik bisa sembuh?
Gejala bisa hilang, tetapi kerusakan pada katup jantung dapat menjadi permanen tanpa penanganan cepat.
Apakah penyakit jantung rematik bisa muncul bertahun-tahun setelah infeksi?
Ya. Kerusakan katup sering berkembang perlahan dan baru terlihat pada usia dewasa muda.
Bagaimana cara mencegahnya?
Mengobati radang tenggorokan dengan antibiotik yang tepat, menjaga kebersihan, serta kontrol teratur bagi yang pernah mengalami demam rematik.
Kapan harus segera ke dokter?
Jika anak mengalami sakit tenggorokan disertai demam, nyeri sendi, atau napas memendek, terutama jika ada riwayat radang tenggorokan berulang.